Pagi itu seperti biasa, Reza berangkat pagi - pagi menuju sekolah. "Nampaknya pagi begitu cerah" ungkap Reza. Reza pun berangkat ke sekolah dengan hati yang riang. Ia berangkat sekolah menggunakan motor butut kesayangannya. Reza pun berpamitan dengan kedua orang tuanya. Biasa, berbagai kalimat selalu diucapkan kedua orang tuanya kepada Reza tentang motornya yang suaranya sungguh menyakitkan telinga. Namun, Reza tak sedikitpun ingin membeli motor yang baru meskipun ibunya sendiri yang menawarinya.
"Tidak ah Bu, aku masih menaruh hati kepada motor kesayanganku itu"ujar Reza.
"Namun motor kamu itu kan sudah zaman dulu,sejak jaman ibu muda pun motor itu sudah terlihat kuno" ungkap ibu kepada Reza.
"Sudahlah Bu,maunya anak kita kan begitu, mau apa lagi kita. Sudah benar - benar Goblog dia" kata ayah Reza. Tak mau debat, Reza segera mengucapkan salam lalu ia berangkat. Meskipun berbagai kritik tentang motornya, Reza tetap saja menyayangi motornya.Sampai - sampai orang yang melihatnya pasti menganggapnya ia sungguh miskin, padalah Reza adalah anak dari orang tua yang sungguh berkecukupan. Ibu Reza pun sering sedikit bercanda kepada Reza supaya ia mau mengganti motornya. "Meskipun kamu sayang motor kamu,mana ada cewek yang suka sama kamu kalau kamu selalu pakek motor bututmu itu" itu kalimat yang sering ibu katakan kepada Reza setiap kali kesal kepada Reza.
Sampai di gerbang pintu sekolahnya, Reza melihat seorang gadis cantik yang berkerudung. Ia pun melintas sambil tersenyum kepada gadis itu. Namun, gadis itu malah cemberut kepada Reza. Reza tak tau sebabnya.Jam istirahat Reza mencari gadis itu di kantin sekolahnya. Ia pun berkenalan dengannya. Tetapi, bukan kata yang manis yang Reza dapatkan tapi malah gadis itu semakin benci kepada Reza. Reza pun tak kenal lelah memaksanya untuk mengatakan namanya.
Akhirnya si gadis itu berkata, "Aku mau mengucapkan namaku,asalkan kamu membuang motor butut kamu yang tadi pagi kamu kendarai itu!". Sungguh hati Reza tak menentu, apakah ia harus membuang motornya demi mengetahui nama dan cinta dari gadis itu. Reza pun mendadak diam. Lalu si gadis pergi ke kelasnya. Reza masih termenung memikirkan motornya. "Apakah motor yang selama ini menemaniku dalam suka dan duka harus berpisah denganku,atau aku tidak mendapatkan cintaku tapi motorku itu masih milikku?" pikir Reza dalam hati.
Tak di sekolah, di rumah pun Reza masih saja terdiam memikirkan motornya. Sang ibu pun mengintip Reza dari jendela yang terbuka. Ibu mengintip dengan tersenyum - senyum senang melihat Reza yang sedang bingung. Ada apa dengan ibu, tak biasanya ia spontan saat anaknya sedang bingung dan menyendiri. Reza hanya diam membisu sambil melamun. Akhirnya setelah dua hari ia terdiam ia menemukan jawabnya. Ia akan membuang motornya demi mendapatkan gadis pujaannya.
Paginya Reza mengungkapkan jawabannya kepada gadis itu. Sang gadis pun memberitahu namanya. "Namaku Melati, panggil saja aku Mila"ungkap gadis itu. Wajah Reza pun berbinar - binar mendengar perkataan Mila sang gadis pujaannya. Sedikit malu nampaknya dia. Reza menawarkan Mila untuk berkunjung di rumah Reza. Dengan senang hati Mila menerima tawaran itu.
Sorenya Mila dan Reza pergi ke rumah Reza. Di sana ibu dan ayah Reza sudah menunggu mereka. Sesampai di rumah, Reza dan Mila menyalami ibu dan ayah Reza. Ibu Reza pun mengatakan sambil tertawa bahwa Mila itu adalah saudara sepupu Reza. Reza pun sangat malu dan bingung. " Masak aku cinta sama saudara sepupu ku sih, ah enggak, ditaruh mana mukaku nanti?"dalam hatinya.
"Kamu tahu tidak,ibu sebenarnya sudah bersekongkol dengan Mila,supaya motor butut kamu yang kamu cintai, sayangi, kasihi tapi memalukan itu dibuang" ujar ibu dengan lantang kepada Reza. Semua yang ada di ruang tamu tempat mereka berkumpul pun tertawa. Hanya Reza saja yang menanggung rasa malu yang luar biasa. Sudah motor kesayangannya hilang, tidak dapat gadis pujaan lagi. Jadi selama ini hanya akal - akalan ibu saja. Huh, nasib - nasib.