Jumat, 08 Juli 2011

Motor Butut Reza

Pagi itu seperti biasa, Reza berangkat pagi - pagi menuju sekolah. "Nampaknya pagi begitu cerah" ungkap Reza. Reza pun berangkat ke sekolah dengan hati yang riang. Ia berangkat sekolah menggunakan motor butut kesayangannya. Reza pun berpamitan dengan kedua orang tuanya. Biasa, berbagai kalimat selalu diucapkan kedua orang tuanya kepada Reza tentang motornya yang suaranya sungguh menyakitkan telinga. Namun, Reza tak sedikitpun ingin membeli motor yang baru meskipun ibunya sendiri yang menawarinya. 

"Tidak ah Bu, aku masih menaruh hati kepada motor kesayanganku itu"ujar Reza. 
"Namun motor kamu itu kan sudah zaman dulu,sejak jaman ibu muda pun motor itu sudah terlihat kuno" ungkap ibu kepada Reza.
"Sudahlah Bu,maunya anak kita kan begitu, mau apa lagi kita. Sudah benar - benar Goblog dia" kata ayah Reza. Tak mau debat, Reza segera mengucapkan salam lalu ia berangkat. Meskipun berbagai kritik tentang motornya, Reza tetap saja menyayangi motornya.Sampai - sampai orang yang melihatnya pasti menganggapnya ia sungguh miskin, padalah Reza adalah anak dari orang tua yang sungguh berkecukupan. Ibu Reza pun sering sedikit bercanda kepada Reza supaya ia mau mengganti motornya. "Meskipun kamu sayang motor kamu,mana ada cewek yang suka sama kamu kalau kamu selalu pakek motor bututmu itu" itu kalimat yang sering ibu katakan kepada Reza setiap kali kesal kepada Reza.

Sampai di gerbang pintu sekolahnya, Reza melihat seorang gadis cantik yang berkerudung. Ia pun melintas sambil tersenyum kepada gadis itu. Namun, gadis itu malah cemberut kepada Reza. Reza tak tau sebabnya.Jam istirahat Reza mencari gadis itu di kantin sekolahnya. Ia pun berkenalan dengannya. Tetapi, bukan kata yang manis yang Reza dapatkan tapi malah gadis itu semakin benci kepada Reza. Reza pun tak kenal lelah memaksanya untuk mengatakan namanya. 

Akhirnya si gadis itu berkata, "Aku mau mengucapkan namaku,asalkan kamu membuang motor butut kamu yang tadi pagi kamu kendarai itu!". Sungguh hati Reza tak menentu, apakah ia harus membuang motornya demi mengetahui nama dan cinta dari gadis itu. Reza pun mendadak diam. Lalu si gadis pergi ke kelasnya. Reza masih termenung memikirkan motornya. "Apakah motor yang selama ini menemaniku dalam suka dan duka harus berpisah denganku,atau aku tidak mendapatkan cintaku tapi motorku itu masih milikku?" pikir Reza dalam hati.

Tak di sekolah, di rumah pun Reza masih saja terdiam memikirkan motornya. Sang ibu pun mengintip Reza dari jendela yang terbuka. Ibu mengintip dengan tersenyum - senyum senang melihat Reza yang sedang bingung. Ada apa dengan ibu, tak biasanya ia spontan saat anaknya sedang bingung dan menyendiri. Reza hanya diam membisu sambil melamun. Akhirnya setelah dua hari ia terdiam ia menemukan jawabnya. Ia akan membuang motornya demi mendapatkan gadis pujaannya.

Paginya Reza mengungkapkan jawabannya kepada gadis itu. Sang gadis pun memberitahu namanya. "Namaku Melati, panggil saja aku Mila"ungkap gadis itu. Wajah Reza pun berbinar - binar mendengar perkataan Mila sang gadis pujaannya. Sedikit malu nampaknya dia. Reza menawarkan Mila untuk berkunjung di rumah Reza. Dengan senang hati Mila menerima tawaran itu.

Sorenya Mila dan Reza pergi ke rumah Reza. Di sana ibu dan ayah Reza sudah menunggu mereka. Sesampai di rumah, Reza dan Mila menyalami ibu dan ayah Reza. Ibu Reza pun mengatakan sambil tertawa bahwa Mila itu adalah saudara sepupu Reza. Reza pun sangat malu dan bingung. " Masak aku cinta sama saudara sepupu ku sih, ah enggak, ditaruh mana mukaku nanti?"dalam hatinya. 
"Kamu tahu tidak,ibu sebenarnya sudah bersekongkol dengan Mila,supaya motor butut kamu yang kamu cintai, sayangi, kasihi tapi memalukan itu dibuang" ujar ibu dengan lantang kepada Reza. Semua yang ada di ruang tamu tempat mereka berkumpul pun tertawa. Hanya Reza saja yang menanggung rasa malu yang luar biasa. Sudah motor kesayangannya hilang, tidak dapat gadis pujaan lagi. Jadi selama ini hanya akal - akalan ibu saja. Huh, nasib - nasib.


Kamis, 07 Juli 2011

Cantik

Seorang wanita yang cantik, bukan dilihat dari caranya berdandan. Seorang wanita cantik dapat dilihat dari, caranya menutup auratnya. Yaitu seorang muslimah. Dan tidak lupa kerendahan hati seorang wanita cantik, dapat dilihat dari kerendahan hatinya, kelembutan hatinya, rasa syukurnya, dll. Jangan lihat buku dari sampulnya, namun lihatlah dari isinya dan pengetahuan apa yang dapat kita dapatkan dari buku tersebut. Maka dari itu, lihatlah seseorang dari hatinya, jangan dari luarnya. Kita dapat terjebak oleh penampilan luarnya. Namun, apabila kita lihat sisi lain hatinya kita akan tahu siapa dia, baik atau sebaliknya. Wajahnya yang cantik bisa menipu seseorang, bila tidak dilihat dari hatinya. ah....wajah secantik apapun, tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan hatinya yang cantik. Itulah kelemahan wajah, selaluuuuuu kalah dengan hati.

Sabtu, 02 Juli 2011

Si Kecil yang Baik Hati


            Ada seorang anak kecil ia bernama Hani.Hani adalah seorang anak yang sangat baik hati.Semasa bayinya ia telah ditinggal ayahnya.Kini ia tinggal bersama ibunya.Meskipun hidup seadanya Hani tetap bahagia.Makan seadanya,tidur beralaskan tikar,itu seperti kegiatannya sehari-hari.Sampai-sampai ia teringat pada almarhum ayahnya.Begitu gagahnya beliau,begitu baik hatinya beliau,begitu beliau sangat menyayangi Hani dan ibunya.Tapi yang menjadi pikiran Hani adalah ia belum bisa berbicara sama ayahnya.Karena ayahnya telah meninggal waktu Hani berusia 1 tahun.
            Akhirnya pada suatu hari Hani dan ibunya berziarah ke makam ayahnya.Begitu deras air mata yang menetes di pipi Hani dan ibunya.Hanya ada air mata yang menetes tak ada kata-kata yang dikatakan oleh Hani maupun ibunya.Hanya isak tangis yang sangat mendalam yang dapat mereka dengarkan.Sampai beberapa menit Hani mulai ingin berbicara meskipun ia masih ingin menangis.Tiba-tiba terdengar sesuatu dari mulut Hani,ia berkata pada ibunya.”Sudahlah bu,jangan disesali kepergian ayah.Hani yakin ayah telah bahagia di alam sana.”ujar Hani.”Iya ibu mengerti,tapi ibu sangat sedih,ini yang menjadi masalah ibu.Ibu tidak bisa lagi menyekolahkan kamu.”kata ibu kepada Hani.”Tidak apa-apa bu,Hani yakin suatu saat nanti Hani akan bisa lagi bersekolah dan bisa membagiakan ibu.”kata Hani dengan terisak.Tidak ada lagi yang mereka bisa katakan mereka kembali menangis.
             Sesampai di rumah Hani langsung membasuh muka,kedua tangan,dan kedua kakinya.Setelah itu ia berpamitan dengan ibunya.”Bu Hani mau berangkat memulung dulu,bolehkan?”tanya Hani.”Aduh nak,jangan capek-capek nanti kamu sakit!Kamu istirahat saja di rumah biar ibu yang kerja!”jawab ibu.”Tidak usah bu,biar Hani saja yang bekerja”ujar Hani.Ibunya pun mengizinkan ia berangkat memulung.”Andai saja ayah masih ada pasti aku tidak akan memulung”kata Hani dalam hati.Tiba-tiba di depannya terdengar orang minta tolong.Hani langsung bergegas menolongnya dan langsung meninggalkan pekerjaannya.Ternyata ada nenek-nenek yang terjatuh dari sepeda karena diserempet orang.Hani langsung membawa ke pinggir jalan.”Nenek tidak apa-apa kan?”tanya Hani dengan cemas.”Nenek tidak apa-apa kok”jawab nenek itu.”Nenek tinggal di mana biar Hani saja yang mengantar?”tanya Hani.”Tidak usah anak baik,nenek bisa sendiri tapi nenek tidak punya ongkos untuk pulang,sepeda nenek rusak dan tidak bisa dinaiki lagi,sedangkan rumah nenek masih jauh”Ujar nenek itu.Sesaat Hani memandangi nenek itu dan memandangi sepeda nenek itu yang telah penyok.Dalam hatinya ia merasa kasihan dengan nenek itu,dan kata hatinya ia ingin menolongnya.Tapi uang yang sekarang dipegang Hani hanya lima ribu rupiah saja hasil memulung.Sesaat ia memandangi wajah nenek itu lagi,dan akhirnya ia berkata.”ini nek ada uang sangat sedikit untuk ongkos nenek pulang,barangkali uangnya cukup”kata Hani.Meskipun uang itu sangat ia butuhkan tapi nenek itu lebih membutuhkan lagi.
              Setelah nenek itu pulang Hani pun bergegas pulang juga.Tiba – tiba di jalan ia menemukan sebuah dompet.Dibukanya dompet itu,kemudian ia lihat isinya.Ia melihat uang sangat banyak yang mungkin ia tidak mungkin bisa mempunyai uang sebanyak itu.Di situ juga ada kartu ATM,KTP,dan lain-lain yang termasuk penting.Ia ingin sekali mengembalikannya tapi ia tak tahu siapa yang mempunyai dompet itu.Ia pun melihat kartu KTP, semasa ia kecil ia pernah sekolah meskipun hanya sampai kelas 3 SD,dan sampai saat ini ia masih bisa membaca.Ia pun membaca isi KTP tersebut.Ia pun segera mencari nama dan alamat itu.Setelah beberapa kali bertanya kepada orang,ia pun menemukan rumah si pemilik dompet tersebut.Rumahnya sangat besar dan mewah sekali.Kalaupun ia yang memiliki rumah tersebut begitu bahagianya ia.Tanpa basa- basi ia segera mengetuk pintu rumah tersebut.Datanglah pemilik rumah tersebut.”Ada apa kamu datang kemari,mau minta sumbangan ya?”tanya orang itu.”Maaf bu,saya bukan mau meminta sumbangan,tapi saya ingin mengembalikan dompet ibu yang terjatuh di jalan!”jawab Hani.”oh...terimakasih nak,di dalam dompet itu ada berbagai surat berharga saya,terima kasih ya nak?”kata ibu tadi.”Sama – sama bu”jawab Hani singkat.”kalau boleh tau siapa namamu dan di mana rumahmu?”tanya ibu tadi.”nama saya Hani bu,rumah saya jauh dari sini bu sekitar 6 sampai 7 km bu”jawab Hani.”oh...jauh sekali,ya sudah ini untuk ongkos pulang”ujar ibu tadi.Hani memandangi uang yang di berikan ibu itu begitu banyak.”Tapi saya menolongnya ikhlas kok bu” ujar Hani.”Ini kan untuk ongkos pulang!ambil saja,tak usah malu-malu”ujar ibu tadi.”Dengan ucapan terima kasih saja saya sudah senang kok bu,lagi pula ini terlalu besar untuk saya”jawab Hani.”Tidak apa-apa ambil saja”kata ibu tadi.”Terima kasih bu,terima kasih sekali”ujar Hani merasa sangat senang.Ibu itu hanya mengangguk.ia sangat senang sekali ia telah mendapatkan uang sebanyak 500.000 .Ia memberikan uang itu kepada ibunya,ibunya pun juga sangat bahagia.Dengan uang itu ibu Hani bisa membeli modal untuk berjualan sembako dan keperluan rumah tangga.Sejak saat itu kehidupan dan ekonomi Hani lebih tertolong,ia telah bisa memperbaiki rumahnya yang reot dan ia bisa bersekolah lagi.Hani dan ibunya sangat bersyukur sekali kepada Allah dan ia tak henti-hentinya berdo’a untuk kemajuan dagangnya dan tak lupa ia mendo’akan orang yang telah memberinya uang 500.000 karena kebaikan dan kejujuran Hani.