Jumat, 01 Februari 2013

Lelaki Lain dalam Rinduku

Bulir - bulir harap makin hari semakin mengikis. Aku juga sudah tak mau acuhkan. Lara hati bukan kian menipis namun kian meninggi. Ini rindu, lelakiku! Terimakasih atas ucapan selamat atas keberhasilanku lama waktu lalu. Harap lain dalam anganku, kau ucap itu sekali kali. Sekali lagi. Hanya sekali. Kapan? Tak pernah lagi!
Semangat memburu setiap menyingsing pagi hanya bertuju untuk membarengimu masuk gerbang sekolah. Di belakangmu atau di depanmu pun tak apa. Aku sudah cukup dapat madu. Di samping itu, aku juga mencari rupa lelaki lain. Dia juga sepertimu. Juga kurindukan. Juga kucintai senyumnya. Namun hanya sebatas mencintai keanggunannya tersenyum. Belum melebihi cinta tak teracuhku padamu.
Lelaki itu lebih sering kutemui daripadamu. Lebih sering kulihat memberi senyum daripadamu yang sekarang. Maaf. Aku hanya berlagak tak menghiraukanmu. Sebetulnya pedang - pedang telah menusuk - nusukku saat ku mencoba melirikmu namun kau berpaling dan meneruskan jalanmu. Jika itu bahagiamu, aku setuju. Aku juga bahagia. Tetapi jangan salahkan aku jika aku punya rindu pada lelaki lain. Memang kamu hanya kekasih dalam anganku. Rasa bersalah juga seharusnya kutimang karena aku juga mencintaimu. Dua lelaki punya kisah rindu di mahligai hatiku.
Maafkan aku, maafkan aku. Ada lelaki lain dalam secarik rindu di tumpukan lembar - lembar rinduku yang hanya padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar